PEMBENTUKAN IDENTITAS NASIONAL DI MALAYSIA: SEBUAH TINJAUAN LITERATUR

Penulis

  • Dhiya Shafiyah Bachtiar
  • Hafizh Salam
  • Putri Nurul Khusna
  • Renanda Wafi Fakhri
  • Eko A Meinarno

Kata Kunci:

Demografi, Indentitas Nasional, Kebudayaan, Malaysia, psikologi sosial

Abstrak

Pembentukan identitas nasional merupakan proses kompleks yang dipengaruhi oleh faktor

demografi, elemen budaya, dan kebijakan pemerintah. Tinjauan literatur ini mengkaji elemen-
elemen kunci pembentuk identitas nasional di Malaysia. Analisis demografi berfokus pada

populasi etnis Melayu mayoritas dan kelompok-kelompok minoritas lainnya. Budaya Melayu yang
dominan dan pengaruh Islam dieksplorasi sebagai komponen budaya utama. Perjuangan
kemerdekaan Malaysia dan konsep bangsa yang terdiri dari berbagai ras, tetapi dipimpin oleh
orang Melayu, diselidiki. Konsep-konsep psikologi dan psikologi sosial seperti identifikasi diri
etnis, nasionalisme, identitas sosial, dan sifat-sifat kepribadian diintegrasikan untuk memahami
proses pembangunan bangsa. Tinjauan ini mengevaluasi kebijakan dan metode yang digunakan
oleh pemerintah Malaysia secara berurutan untuk menumbuhkan identitas nasional yang kohesif.
Dengan mensintesis literatur di seluruh domain demografi, budaya, pemerintahan, dan psikologi,
tinjauan ini menjelaskan interaksi kompleks faktor-faktor pembentuk identitas nasional Malaysia
modern. Implikasi untuk kebijakan, identitas lintas batas, dan bidang-bidang penelitian di masa
depan juga dibahas.

Referensi

Baharuddin, S. A., & Noor, M. M. (2006). Multiculturalism in Malaysia: The Need of Local Knowledge to Grapple with Identity and Ethnicity. Jurnal Demokrasi, 5(2).

Braddell, R. (1937). An introduction to the study of ancient times in the Malay Peninsula and the straits of Malacca. Journal of the Malayan Branch of the Royal Asiatic Society, 15 (3 (129)), 64–126. http://www.jstor.org/stable/41559897

Dharma, K. W. S. (2017). Faktor penyebab sulitnya Malaysia lepas dari status middle-income country (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).

Kartiningrum, E. D. (2015). Panduan penyusunan studi literatur. Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Majapahit, Mojokerto, 1-9.

Koon, H. P. (1997). The new economic policy and the Chinese community in Peninsular Malaysia. The Developing Economies, 35(3), 262-292.

Maiwan, M. (2017). Etnisitas, politik, dan pembangunan negara bangsa di Malaysia. 16(2), 75–99. https://doi.org/10.21009/jimd.v16i2.8756Jur nal Ilmiah Mimbar Demokrasi,

Masitoh, D. (2020). Faktor kemenangan partai barisan nasional Malaysia dalam pemilu selama 60 tahun (1957-2018). PERSPEKTIF, 9(2), 296-306.

Meinarno, E. A., & Sarwono, S. W. (Eds.) (2018). Psikologi Sosial Edisi 2. Salemba Humanika.

Melebek, A. R., & Moain, A. J. (2006). Sejarah Bahasa Melayu ("History of the Malay Language"). Utusan Publications & Distributors.

Milne, R. S. (1986). Malaysia-beyond the new economic policy. Asian Survey, 26(12), 1364-1382. https://doi.org/10.2307/2644552

Mustaffa, C. S., Marzuki, N. A., Khalid, M. S., Sakdan, M. F., & Sipon, S. (2018). Understanding Malaysian malays communication characteristics in reducingpsychological impact on flood victims. Jurnal Komunikasi: Malaysian Journal of Communication, 34(1), 20–36. https://doi.org/10.17576/JKMJC-2018-3401- 02

MyGOV - The Government of Malaysia‟s Official Portal. (2024). Summary Of Malaysia‟s History. Retrieved May 22, 2024, from Malaysia.gov.my website: https://www.malaysia.gov.my/portal/content /30120

Noor, N. M., & Leong, C. H. (2013). Multiculturalism in Malaysia and Singapore: contesting models. International Journal of Intercultural Relations, 37(6), 714-726.

Rahayu, T., Syafril, S., Wekke, I. S., & Erlinda, R. (2019). Teknik menulis review literatur dalam sebuah artikel ilmiah. https://doi.org/10.31227/osf.io/z6m2y

Rohman, A. (2020). Perkembangan islam dan gerakan politiknya di Malaysia. Jurnal Politik Walisongo, 2(1), 27-36. [16] Shaw, B. J. (2012). Dragons and Tigers: A Geography of South, East and Southeast Asia.

Sua, T. Y. (2013). Decolonization, Educational Language Policy, and Nation- Building in Plural Malaysia. International Journal of Educational Development, 33(1), 25-36. doi:10.1016/j.ijedudev.2012.01.009

Thillainathan, R., & Cheong, K. C. (2016). Malaysia's new economic policy, growth and distribution: Revisiting the debate. Malaysian Journal of Economic Studies, 53(1), 51-68. https://search.informit.org/doi/10.3316/infor mit.158583662604137

Tuan Mohd Zawawi, T. S. N. A., Md Zain, A. D., Wan Khairuldin, W. M. K. F., Embong, R., Ali, M. S., Shuhari, M. H., & Md Lateh @Junid, H. (2022). National Identity Construction in Malaysia Based on Al-Shahrastani‟s Proposition of Tolerance in Al-Milal wa Al-Nihal. Jurnal Islam Dan Masyarakat Kontemporari, 23(1), 193–204. https://doi.org/10.37231/jimk.2022.23.1.661

Yaacob, M., & Wen, T. P. (2021). Kesan Pembangunan Komuniti Berpagar dan Berpengawal (GACOS) dari Aspek Sosial: Perspektif Penghuni dan Bukan Penghuni. Research in Management of Technology and Business, 2(1), 1305-1318

Zain, M. Z. H. B. M. (2019). Respon Partai Islam Se-Malaysia (PAS) Terhadap Kebijakan Pemerintah Malaysia Dalam Meratifikasi ICERD (Bachelor's thesis, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta).

Unduhan

Diterbitkan

2024-10-11

Cara Mengutip

Bachtiar, D. S., Salam, H., Khusna, P. N., Fakhri, R. W., & Meinarno, E. A. (2024). PEMBENTUKAN IDENTITAS NASIONAL DI MALAYSIA: SEBUAH TINJAUAN LITERATUR. Prosiding Seminar Nasional PPKn FKIP UNS, 7(1), 204–214. Diambil dari https://seminar.mediainformasipkn.id/index.php/Prosiding/article/view/86